Kesuksesan bukanlah kunci kebahagiaan, tetapi kebahagiaan adalah kunci kesuksesan. Diberdayakan oleh Blogger.

ATOM BOHR


KELEMAHAN ATOM BOHR, PEMBUKTIAN , DAN
 PRINSIP FISIS EKSPERIMEN STERN-GERLACH

1.      Kelemahan Atom Bohr:
ü  Tidak dapat menjelaskan spekrum warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna dari model atom Bohr.
ü  Struktur garis halus ini dijelaskan melalui modifikasi teori Bohr tetapi teori ini tidak pernah berhasil memerikan spektrum selain atom hydrogen 
ü  Belum mampu menjelaskan adanya stuktur halus(fine structure) pada spectrum, yaitu 2 atau lebih garis yang sangat berdekatan 
ü  Belum dapat menerangkan spektrum atom kompleks 
ü  Itensitas relatif dari tiap garis spektrum emisi. 
ü  Efek Zeeman, yaitu terpecahnya garis spektrum bila atom berada dalam medan magnet.  
2.      Membuktikan  secara teoritis postulat Bohr tentang  !
Berdasarkan postulat tersebut, Bohr kemudian memaparkan model atomnya. Krisis yang terjadi pada model sebelumnya (model Thompson dan Rutherford) menunjukkan bahwa prinsip fisika klasik tidak sesuai dengan kemantapan atom hidrogen yang teramati. Oleh karena itu, Bohr menggunakan konsep gelombang materi untuk menjelaskan prilaku elektron. Panjang gelombang de Broglie dari elektron dalam atom hidrogen adalah satu panjang gelombang elektron yang merupakan petunjuk yang diperlukan dalam membangun teori atom.      
  .......................................................................................... 1

  Karena lintasan elektron berupa lingkaran, maka terdapat  dua gaya yang mempengaruhi kemantapan gerak elektron yaitu gaya sentripetal (Fs) yang memegang elektron pada orbit r. Inti atom bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif, maka antara inti dengan elektron akan terjadi tarik-menarik sehingga terjadi gaya elektrostatik (Fe) antara inti dengan elektron.Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.




r
+ e
Fs
v
Fe
 



                                             

           
            ................................................................................ 2
Dengan memasukkan nilai v pada persamaan 2 ke persamaan 1 diperoleh panjang gelombang elektron orbital sebagai berikut.
                                 
........................................................ 3
Dengan meninjau perilaku gelombang elektron dalam atom hidrogen serupa dengan vibrasi sosok kawat. Dalam vibrasi kawat, kelilingnya sama dengan bilangan bulat dikali panjang gelombang. Dengan demikian dapat dipostulatkan bahwa sebuah elektron dapat mengelilingi inti hanya dalam orbit yang mengandung bilangan bulat kali panjang gelombang de Broglie. Berdasarkan postulat tersebut dapat dituliskan syarat kemantapan orbit
                                 ...................................................... 4
dengan rn menyatakan jari-jari orbit elektron yang mengandung n panjang gelombang.  merupakan keliling orbit lingkaran berjari-jari r. Dan n adalah bilangan bulat 1,2,3.....
dengan mensubtitusi  3 ke persamaan 4 maka diperoleh
                                
                               ....................................................... 5
Besarnya Energi total elektron dalam atom adalah jumlah energi kinetik  dan energi potensial coulomb . Tanda minus pada energi potensial menyatakan bahwa gaya pada elektron berada dalam arah –r. Jadi energi totalnya menjadi
                          
Dengan mensubtitusi nilai kecepatan electron pada persamaan 2 didapat
                         
.......................................................... 6
Subtitusi rn dari persamaan 5
                     
..................................................................... 7
Hasil dari persamaan 7 disebut dengan  tingkat energi atom hidrogen. Tanda negatif pada persamaan tersebut menujukkan bahwa elektron tidak memiliki energi yang cukup untuk melepaskan diri dari inti.
Berdasarkan perumusan (7) maka atom akan memancarkan radiasi (foton) apabila elektron yang semula berada pada salah satu orbit stabil yang diperkenankan berpindah ke orbit yang lainnya dengan energi yang lebih kecil. Hal yang sebaliknya berlaku apabila atom menyerap radiasi. Keadaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
+
E1
E2
 
                                                                                     Memancarkan radiasi
                                                                                      Menyerap radiasi
E2 < E1


                                                                                   Lintasan Elektron



Pernyataan tersebut dirumuskan dengan
                            Energi awal – Energi akhir = energi foton
                                  Ei – Ef  = hυ
Dengan menggunakan persamaan 7 diperoleh
                         
........................................... 8
Persamaan sepadan dengan tetapan Reydberg. Kesepadanan tersebut terbukti dengan adanya nilai yang sama antar konstanta Rydberg (R) dengan nilai  
                                            
                                            
                                              R = 1,097 x 107 m-1
Berdasarkan hubungan tersebut maka diperoleh
 
                                      ................................................................ 9
                

Oleh karena momentum sudut elektron (L) yang bermassa (m) dengan kecepatan singgung v adalah:                              p

                                r
                               
           
           ......................................................................................... 10
Maka dengan mensubstitusi persamaan 2 ke persamaan 10 akan diperoleh
           
          
         
          
          
           ......................................................................................... 11
         
dimana h adalah konstanta planck, sehingga
           .......................................................................................... 12
Persamaan 11 menunjukkan bahwa momentum sudut elektron terkuantisasi dalam hubungan , dengan n = bilangan bulat.
            
Pembuktiannya antara lain:
Diketahui bahwa nilai:
 Me = 9,1 x 10-31 kg
          = 8,85 x 10-12 R/m
          e  = 1,6 x 10-19 C
          R  = 1,097 x 107 m-1
           c  = 3 x 108 m/s
           h  =  6,626 x 10-34 J.s
Maka
              = 1,052 × 10-34   (terbukti)


3.      PERCOBAAN STERN-GERLACH
            Dalam percobaan Stern-Gerlach, seberkas atom perak dari  suatu tungku (oven) yang memiliki suhu tinggi dengan momentum sudut total nol melewati sekumpulan celah kolimator masuk ke dalam  medan magnet tak homogen dan dijatuhkan pada sebuah pelat foto, seperti gambar di bawah ini.



Setiap pembelokan berkas ketika medan magnet dikenakan diukur pada pelat foto.
            Penggunaan medan magnet tak homogen ini dimaksudkan untuk menghasilkan gaya pembelok pada setiap momen magnet yang berada dalam berkas. Jika yang dipakai adalah medan magnet homogen, maka tiap-tiap momen magnet tidak akan mengalami gaya pembelokan melainkan torsi. Sedangkan dalam medan magnet tak homogen, tiap-tiap momen magnet μs akan mengalami suatu gaya pembelok total. Untuk situasi yang diperlihatkan pada gambar di atas,
Dengan θ adalah sudut antara μs dan B, sedangkan dB/dz adalah gradien medan magnet. Dalam percobaan ini diperoleh bahwa ketika berkas menumbuk pelat, ia telah memisah ke dalam dua bagian tak sama, dengan jumlah atom yang sama terbelokkan di atas dan di bawah titik tumbukan berkas bila tak ada medan magnet. Karena atom-atom memiliki momentum sudut total nol, maka momen magnet yang berkaitan dengan gerak orbital elektronnya adalah nol. Secara klasik semua orientasi harus ada dalam berkas atom itu, sehingga hanya menghasilkan satu titik sinar dalam keping fotografik. Namun dalam percobaan Stern-Gerlach, ditemukan bahwa berkas semula terpecah menjadi dua bagian yang jelas, sesuai dengan orientasi spin yang berlawanan dalam medan magnetik seperti yang diijinkan oleh kuantisasi ruang. Berkas yang terpecah ini berarti elektron yang berada dalam keadaan s, mempunyai momen magnetik.
Kemudian Goudsmit dan G.E. Uhlenbeck mengusulkan bahwa sebuah elektron memiliki suatu momentum sudut intrinsik yang disebut spin. Momen magnet ekstra μs, yang berkaitan dengan momentum sudut spin intrinsik, S dan elektron inilah yang menyebabkan terjadinya pembelokan berkas atom seperti yang diamati dalam percobaan Stern-Gerlach. Sama halnya dengan momentum sudut orbital, momentum sudut intrinsik elektron dan momen magnetnya yang berkaitan juga terkuantisasi baik dalam besar maupun arahnya. Kedua garis berjarak pisah sama dalam percobaan Stern-Gerlach memperlihatkan bahwa momentum sudut intrinsik ini hanyalah dapat mengambil dua orientasi relatif terhadap arah medan yang dikenakan. Untuk gerak orbital yang dicirikan momentum sudut l, komponen momentum sudut orbital sepanjang arah medan magnet dapat mengambil sebanyak 2l + 1 nilai yang berbeda. Demikian juga jika bilangan kuantum momentum sudut spin dicirikan oleh s, maka karena hanya terdapat dua orientasi yang mungkin, berarti 2 = 2s + 1, yang  memberikan nilai tunggal S = ½ . Dengan demikian, besar momentum sudut spin, S adalah
Komponen Sz sepanjang arah-z adalah
                   
Kedua orientasi S ini biasanya disebut sebagai “spin atas“ (ms = + 1/2 ) dan “spin bawah“ (ms = -1/2). Juga diperoleh bahwa momen magnet intrinsik, μs, dan momentum sudut intrinsik (S) saling berbanding lurus. Hubungan antara mereka dapat ditulis sebagai

            ....................................................................................    (2.1)
Jadi, perbandingan momen magnet terhadap momentum sudut adalah sekitar dua banding satu untuk gerak spin elektron terhadap gerak orbital elektron.
Dapat disimpulkan bahwa pada percobaan didapat bahwa berkas atom terpecah menjadi dua komponen diskrit, berarti hanya ada dua kemungkinan nilai dari μz. atom perak hanya mempunyai sebuah electron pada kulit terluarnya, dengan demikian hasil eksperimen Stern-Gerlac ini menunjukkan bahwa spin electron juga hanya memiliki dua kemungkinan nilai.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar