GAS IDEAL DAN TEORI KINETIK GAS
I.
PENGERTIAN
GAS IDEAL
Gas
ideal adalah suatu gas yang diidekan oleh manusia, secara real gas ideal tidak
ditemukan di permukaan bumi. Gas real pada tekanan di bawah kira-kira dua kali
tekanan atmosfer dapat dilakukan sebagai gas ideal. Bahkan dalam hal uap jenuh
pada kesetimbangan dengan uap cairnya persamaan keadaan gas ideal bisa dipakai
jika tekanan uapnya rendah. Untuk memberikan gambaran tentang keadaan gas ideal
para ahli memberikan diskripsi baik secara makroskopik maupun secara
mikroskopik yang akan dibahas pada sub bab selanjutnya.
II.
TEORI
KINETIK GAS
Teori kinetik gas menjelaskan tentang sifat-sifat makroskopis gas,
seperti tekanan, temperatur, volume dengan menganggap komposisi dan gerak
molekul. Secara esensial, teori ini mengungkapkan bahwa tekanan bukan tolakan
antara molekul diam, namun tumbukan antara molekul-molekul yang bergerak dengan
kecepatan tertentu. Teori kinetik disebut juga teori kinetik molekul atau teori
tumbukan.
Asumsin Dasar
Teori Kinetik molekul gas adalah sebagai berikut.
a)
Dalam satu satuan
volume dari gas berisi jumlah molekul yang cukup banyak
Asumsi
dasar ini didasari atas penemuan bilangan Avogadro yang menunjukkan jumlah
molekul dalam 1 kg – mol pada tekanan 76 cmHg dan temperature 00 C
(keadaan normal).
1 kg – mol =
22,4 m3
1 kg – mol
berisi 6,03 x 1023
Dari ketentuan
ini dapat dihitung bahwa dalam 1 m3 gas dalam kondisi normal/standar
terdapat 3 x 1025 molekul. Jumlah ini cukup besar.
b)
Molekul terpisah pada
jarak yang jauh bila dibandingkan dengan ukuran molekul itu sendiri dan dalam
keadaan terus bergerak
Berdasarkan kondisi standard
(tekanan 76 cmHg dan temperature 00C), 1 m3 berisi 3 x 1025
molekul. Tentukan berapa kali diameter molekul jarak antar molekul tersebut.
Dalam kondisi standar diperkirakan diameter molekul 3 x 10-10 m.
c)
Molekul tidak melakukan
gaya satu sama
lain kecuali pada saat bertumbukan
Asumsi
ini memberi petunjuk bahwa di antara dua tumbukan molekul bergerak lurus
beraturan.
d)
Tumbukan antara dua
molekul adalah tumbukan lenting sempurna. Dinding tempat tumbukan licin
sempurna
Asumsi ini menunjukkan bahwa
kecepatan searah dinding tidak berubah besarnya.
e)
Pada saat tidak ada gaya dari luar kedudukan
molekul dalam satu volume tersebar merata di seluruh ruangan
Pengertian ini
memberi petunjuk bahwa, jika:
V = volume yang
ditempati molekul
N = jumlah
molekul dalam volume V
n = jumlah
molekul per satuan volume
menurut asumsi
dasar tersebut, maka di setiap titik dalam volume V harga n harus sama.
|
Rumus di atas
berlaku untuk dV yang masih bisa ditempati oleh sejumlah molekul yang cukup
besar, sedangkan rumus di atas tidak akan berlaku jika dV kecil sekali hingga
lebih kecil dari volume sebuah molekul sehingga dN dan dV adalah nol.
f)
Semua arah dari
kecepatan molekul memiliki kemungkinan yang sama
Asumsi
ini memberi petunjuk bahwa arah kecepatan molekul pada suatu saat bisa dianggap
ke arah ke mana saja.
Untuk
dapat menganalisa asumsi ini pada setiap molekul dipasangkan vektor yang
menyatakan arah dan besar kecepatan molekul. Semua vektor ini dipindahkan ke
titik awal dan dengan pusat titik awal dibuat bola dengan jari-jari sembarangan
r. Vektor-vektor kecepatan diperpanjang hingga menembus bidang kaca. Jumlah
titik tembus pada bidang bola akan sama jumlahnya dengan molekul yang ada dalam
bola. Karena molekul tersebar merata sesuai dengan asumsi di atas maka titik
tembus harus tersebar merata pula di bidang bola. Hal ini berarti bahwa
kecepatan molekul arahnya merata dalam bola, yang akan dijelakan selanjutnya
pada gambar berikut:
Dari gambar dapat
dilihat untuk molekul m1 kecepatan v1 dan titik tembus
pada bidang bola setelah v1 dipindahkan menjadi v1’
adalah T1. Untuk molekulnya m2 dengan kecepatan v2
titik tembusnya pada bidang bola adalah T2. Jika semua molekul dalam
bola adalah N molekul maka titik tembus pada dinding bola ada N buah.
Petunjuk dari asumsi
harus menyatakan bahwa jumlah titik tembus per satuan luas di sekitar bidang
bola harus sama di semua titik dalam bidang bola. Jumlah titik tembus per
satuan luas pada bidang bola di mana dalam bola ada N molekul adalah:
(4πr2 =
luas bola)
Selanjutnya
jika dalam bidang bola diambil luas sebesar dA maka dN yaitu jumlah titik
tembus dalam dA adalah:
Tentu saja
dalam hal ini luas dA cukup besar. Jangan sampai luas dA besarnya lebih kecil
dari luas penampang molekul. Selanjutnya berdasarkan koordinat bola besarnya dA
dapat ditentukan dengan r, φ dan θ.
Perhitungannya adalah
sebagai berikut:
Luas dA dinyatakan
dengan AB x AD. Lihat berdasarkan gambar maka:
PA = r sin θ maka AB =
PA dФ
= r sin θ dФ
AD = r dθ
Jadi luas dA adalah:
dA = AB x AD
= r sin θ dФ . r dθ
= r2 sin θ dθ dФ
Dengan demikian jumlah
molekul yang kecepatannya menembus dA adalah dN, di mana:
Bila jumlah molekul
yang arah kecepatannya menembus dA dinyatakan dengan dN θ Ф maka:
d2 N θФ =
jumlah titik tembus pada dA
= dN
Bila persamaan ini dibagi dengan volume
V maka didapat:
Di mana:
d2
N θ Ф menyatakan jumlah molekul per satuan volume yang mempunyai titik tembus
kecepatan pada dA.
dN
θ Ф disebut juga jumlah molekul yang mempunyai arah kecepatan antara:
θ
dan (θ + dθ), Ф dan (Ф + dФ)
Dapat
dijelaskan bahwa kecepatan molekul besarnya tidak sama, karena setelah tumbukan
pada umumnya kecepatan berubah.
1 komentar:
Thanks,..
Posting Komentar